Pendahuluan & Konsep Dasar

Pendahuluan

Bab ini memberikan kerangka untuk memahami penyimpangan etika dalam bisnis. Mengutip filsuf Robert Spaemann, ditekankan bahwa keunggulan bisnis harus didasarkan pada fondasi etika yang kuat.

Dua Pilar Etika Bisnis

Keadilan: Memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Kejujuran: Lebih dari sekadar tidak berbohong, mencakup loyalitas dalam menjaga janji.

Matriks Jenis-Jenis Keadilan

Komutatif

Keseimbangan dalam kontrak.

Distributif

Pembagian beban & manfaat yang adil.

Umum/Legal

Kewajiban pada kesejahteraan bersama.

Restoratif

Perbaikan kerusakan akibat pelanggaran.

Retributif/Korektif

Pemberian hukuman yang proporsional.

Peta Konsep Perilaku Salah

graph TD; A["Perilaku Salah
dalam Bisnis"] --> B["Bagian A:
Misbehaviours"]; A --> C["Bagian B:
Irregular Payments / Korupsi"];

Misbehaviours (Bagian A)

Mencakup pelanggaran komitmen (seperti pelanggaran kontrak), penyalahgunaan & penipuan, penyalahgunaan aset tak berwujud (pelanggaran HAKI), dan penyalahgunaan posisi (insider trading, moral hazard).

Irregular Payments/Korupsi (Bagian B)

Mencakup berbagai bentuk pembayaran tidak wajar seperti penyuapan, pemerasan, uang pelicin, dan pemberian hadiah yang meragukan.

Analisis Lanjutan Perilaku Salah

Insider Trading & Moral Hazard

Insider trading adalah perdagangan saham menggunakan informasi rahasia. Moral hazard terjadi ketika satu pihak mengambil risiko lebih besar karena tahu pihak lain yang akan menanggung biayanya (contoh: bailout bank).

Studi Kasus

Skandal Siemens: Korupsi Sistematis

Contoh nyata bagaimana korupsi dapat menjadi sistematis dalam organisasi global, melibatkan "akun hitam" dan perusahaan cangkang untuk menyuap pejabat demi memenangkan kontrak.

Kasus Alberto: Dilema Etika Personal

Kasus fiktif yang menggambarkan tekanan pada individu (manajer penjualan) yang dihadapkan pada permintaan "komisi" terselubung, menyoroti konflik loyalitas dan kegagalan kepemimpinan.

Kasus Korupsi E-KTP & Jiwasraya (Indonesia)

Skandal nasional yang menunjukkan dampak destruktif dari penyalahgunaan wewenang, mark-up anggaran, dan investasi spekulatif yang menyebabkan kerugian negara triliunan rupiah.

Implikasi & Kesimpulan

Implikasi untuk Manajemen

Untuk membangun budaya etika, diperlukan: Kepemimpinan dari atas, sistem kepatuhan yang komprehensif, fokus pada pengambilan keputusan etis, dan perspektif jangka panjang.

Kesimpulan

Keunggulan bisnis yang berkelanjutan memerlukan fondasi etika yang kuat. Mengelola untuk keunggulan manusia berarti menciptakan lingkungan di mana keadilan dan kejujuran dihargai.

Daftar Referensi

  1. Spaemann (1989: 10, 12)
  2. Various sources on Siemens scandal (2006-2007)
  3. MacIntyre (1988); Kolm (1996); Scherer (1992)
  4. Ulpian in Digest of Roman law Corpus Juris
  5. Melé (2001)
  6. Vietzen (2008); Cheeseman (2000)
  7. Ostas (2018); Comer (1998, 2003)
  8. Vachani and Smith (2004); De George (2005); etc.
  9. Marsnik (2018)
  10. Brittain-Catlin (2005)
  11. Includes various stock-market contracts
  12. Fishman and Hagerty (1992)
  13. Manne (1966, 2005); Leland (1992)
  14. Werhane (1989, 1991); Moore (1990); etc.
  15. Argandoña (2005)
  16. UN Convention against Corruption
  17. Argandoña (2001, 2003)
  18. Anand et al. (2005)
  19. All names fictitious
  20. Berbagai sumber pemberitaan kasus korupsi E-KTP
  21. Laporan investigasi KPK & pengadilan
  22. Studi kasus Jiwasraya oleh OJK